Friday, November 19, 2004

Bonjol, nagari pahlawan di titik nol

Hayoo... sapah yang masih inget nama Peto Syarief? Kalo Tuanku Imam Bonjol? Sami mawon, tahu. Pahlawan asli Nagari Bonjol yang ngelawan Belanda blablabla... pada tahun... dan wafat... duh, lihat buku sejarah aja kali yee...

Terakhir gue ke Bonjol tahun 1996, udah lama banget kan? Waktu itu, museumnya baru dibangun dan gue nggak sempat lihat. Tapi sekarang, museum itu udah berdiri megah dengan patung Tuanku Imam Bonjol di depannya. Isinya adalah berbagai memorabilia yang dipakai Tuanku Imam hidup dan berjuang pada zaman itu, mulai dari meriam sampe kostum. Juga ada relief perjuangan beliau yang dipahat di batu. Serasa di candi aja. Juga ada silsilah keluarga, surat pengangkatan jadi Pahlawan Nasional, dan berbagai buku yang membahas tentang kehidupannya.

Museum itu sendiri dibangun persis di titik nol derajat alias garis khatulistiwa. Yup, Bonjol adalah salah satu daerah yang dilewati equatorial line. Mo tahu yang laen? Lihat pelajaran geografi SMP gimana:P? Di depan museum ini udah dibangun sebuah monumen dengan jembatan yang kalo kita berdiri dan jalan di atasnya maka seolah-olah kita sedang melintasi garis lurus khayalan yang ngebelah bumi jadi dua itu. Dulu garis itu cuma ditandai dengan sebuah monumen persis di pinggir jalan lintas Sumatra ke arah Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Tapi sekarang, monumen itu diruntuhkan dan dibangun semacam bola dunia besar yang dibuat di salah satu ujung jembatan.

Sayangnya, semuanya, enggak museum enggak monumennya, nggak ada yang dirawat dengan baik. Kotor, penjelasan yang minimal, bola dunia yang udah rusak, dinding yang kusam, robek sana, robek sini, duh, nggak kerawat banget sih ini tempat. Padahal kalo dipelihara mestinya bisa jadi objek wisata yang menarik.

Sayang.





Old posting and comments

1 comment: